Tiga jarum jam tak akan pernah lelah memburu kesalahan di masa lalu.
*** Tapi jarum-jarum itu mampu menyembuhkan segala luka akan dirimu ***
Tak bisakah kau berhenti mengejar waktu, karena itu membuat aku semakin rindu.
*** Aku tak pernah mengejar waktu sayang, tapi terkurung dalam dimensinya saat tak bersama mu ***
Seperti pintu tanpa kunci yang tak bisa ku masuki — dimensimu sayang, keluarlah dari ruang rindu itu.
Aku setia menanti
*** Setelah aku keluar nanti bisakah engkau berjanji, akan terus menggenggam jemari meski tiga jarum jam berhenti ? ***
Tinggalkan kenangan lamamu di sana.
Aku akan menjagamu seperti jingga disetiap senja.
*** Tanpa air mata duka, itu yang kupinta ***
*** Biar bisa ku menikmati indahnya senja berdua, dalam dekapmu ***
16 September 2011 ~
Hasil meracau dini hari di twitter bersama @matthewsevan
ketiga jarum jam – takkan pernah lelah memburu kesalahan di masa lalu.
*** Tapi mereka mampu menyembuhkan segala luka terhadap dirimu ***
Dapatkah kau berhenti mengejar waktu, karena ‘kan membuatku makin merindu.
*** Aku tak pernah berlari mengikutinya sayang, namun terkurung dimensinya saat tak bersamamu ***
Seperti pintu tanpa kunci yang tak bisa kubuka — keluarlah dari ruang rindu itu, kekasih.
Aku setia menantimu
*** Setelah bebas, dapatkah kau berjanji, ‘kan terus menggenggam jari-jemariku, meski jarum-jarum itu terhenti ? ***
Tinggalkan kenangan lamamu di sana.
‘Kan kujaga seperti jingga di setiap senja.
*** Tanpa air mata duka, yang kujanjikan ***
*** Agar dapat kunikmati indahnya langit sore, dalam dekapmu ***
Tiga jarum jam?
Dimensi?
WOW… 🙂
rasa tentang ruang dan waktu.
HEBAT nih.. 🙂